oleh Ibu Endah Muwarni
Iklan sebagai kekerasan simbolik. Hal ini bukan merupakan kejahatan atau kriminalitas. Kalimat tersebut merupakan kalimat konotasi yang ingin memperlihatkan kepada masyarakat, bahwa telah terjadi pergeseran fungsi iklan. Iklan saat ini bukan hanya menjadi kegiatan untuk jual beli produk, tetapi iklan juga mempengaruhi gaya hidup dan sistem nilai. Selain itu, secara tidak kita sadari, iklan seakan-akan "membeli fisik", contohnya melalui iklan produk - produk kecantikan.Dalam iklan yang "membeli fisik", iklan berusaha mengubah cara pandang masyarakat.
Pada dasarnya, iklan memiliki 2 fungsi yaitu fungsi informasional (iklan memberikan informasi mengenai karakteristik produk) dan fungsi transformasional (iklan mempersuasi khalayak untuk mengkonsumsi produk tersebut).
Apa yang dimaksud dengan "iklan sebagai kekerasan simbolik"?
Pada dasarnya, kebiasaan dari suatu kelompok sosial adalah menerima informasi yang didapatkan dari suatu iklan begitu saja. Dengan kata lain, kita mudah mempercayai suatu iklan. Padahal belum tentu apa yang disampaikan oleh iklan tersebut sesuai dengan realitas yang ada. Iklan tidak hanya menjadi ajang konsentrasi image simbolik produk yang ingin dipasarkan namun juga image simbolik realitas sosial secara luas.Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan system kategorisasi, klasifikasi, dan definisi sosial tertentu sesuai kepentingan kelas atau kelompok dominan.
Refleksi diri :
Kekerasan simbolik dalam iklan mulai saya sadari saat saya sudah mulai mempelajari beberapa hal mengenai iklan. Sebenarnya pembahasan mengenai kekerasan simbolik sudah sering kali dibahas oleh beberapa dosen.
Tidak bisa kita sangkal, bahwa iklan menciptakan pola pikir masyarakat yang berbeda dengan yang sebelumnya. Misalnya pola pikir dimana seorang perempuan dikatakan cantik hanya jika ia memiliki kulit putih, rambut panjang, tinggi, dan badan yang langsing. Padahal hal tersebut tidak sesuai kenyataan. Sehingga menurut saya iklan - iklan saat ini benar-benar berhasil "mencuci otak" khalayak.