oleh : Bapak Kurnia Setiawan
Semiotika berasal dari bahasa Yunani, yaitu seme; semeiotikos yang berarti penafsiran tanda. Jadi, semiotika adalah ilmu analisis tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi.
Tanda sendiri dibagi menjadi 2, yaitu :
- Tanda alami (natural) = contohnya demam yang ditandai dengan suhu tubuh manusia yang tinggi.
- Tanda yang disepakati (konvensional) = contohnya adalah rambu-rambu lalu lintas.
Tokoh awal dari semiotika adalah Plato yang mulai memeriksa mengenai asal bahasa. Setelah itu dilanjutkan oleh Aristoteles yang mencoba untuk mencermati kata benda di dalam bukunya "Poetics" dan "On Interpretation".
Pada abad pertengahan, ilmu tentang tanda ini dikembangkan oleh St. Agustinus (354-430). Dia mengangkat soal tanda menjadi objek pemikiran filosofis dan dibatasi pada bagaimana "kata fisik" berhubungan dengan “kata mental”.
Pada abad 20, ada 2 tokoh yang menjadi rujukan bagi perkembangan semiotika, yaitu Saussure dan Peirce.
Ferdinand de Saussure |
Peirce |
Ferdinand de Saussure adalah bapak linguistik modern. Menurutnya, tanda terdiri atas 2 elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi dan sebuah konsep di mana citra bunyi disandarkan. Ia juga mendefinisikan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi, yaitu sisi pertama yang disebut sebagai penanda (signifier) dan sisi kedua yang disebut sebagai petanda (signified). Kajian Saussure tentang tanda linguistik bersifat arbitrer .
Kajian Peirce tentang tanda bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut.
Peirce menggunakan istilah :
> Ikon untuk kesamaannya
> Indeks untuk hubungan sebab akibat
> Simbol untuk asosiasi konvensional
> Ikon untuk kesamaannya
> Indeks untuk hubungan sebab akibat
> Simbol untuk asosiasi konvensional
Berbeda dengan Saussure (tanda memiliki dua sisi), Peirce meyakini bahwa tanda dibentuk melalui hubungan segi tiga.
> Representamen (tanda)
> Objek (sesuatu yang dirujuk)
> Interpretant (“hasil” hubungan Representamen dengan Objek)
> Representamen (tanda)
> Objek (sesuatu yang dirujuk)
> Interpretant (“hasil” hubungan Representamen dengan Objek)
Objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh Tanda, tetapi Objek bisa jadi berupa: sebuah Objek Representasi (Immediate Object) atau sebuah Objek Dinamik (Dynamic Object).
Komentar :
Pembahasan semiotika sebelumnya sudah pernah dibahas di mata kuliah Visual Art Advertising pada semester 5. Sehingga tidak terlalu sulit untuk mengikuti kuliah kali ini dan mudah untuk dimengerti. Apalagi semiotika sebenarnya bisa kita lihat dikehidupan sehari-hari. Contoh tanda yang disepakati adalah nama barang yang dibuat oleh manusia sendiri.
Pembahasan semiotika sebelumnya sudah pernah dibahas di mata kuliah Visual Art Advertising pada semester 5. Sehingga tidak terlalu sulit untuk mengikuti kuliah kali ini dan mudah untuk dimengerti. Apalagi semiotika sebenarnya bisa kita lihat dikehidupan sehari-hari. Contoh tanda yang disepakati adalah nama barang yang dibuat oleh manusia sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar