Media Sosial Menjadi Alat Revolusi

oleh Ibu Riris Loisa

Facebook yang didbuat oleh Mark Elliot Zuckerberg, awalnya hanya merupakan jejaring yang digunakan oleh komunitas mahasiswa - mahasiswi dari Universitas Harvard, kini telah membumi. Tidak hanya komunitas tersebut yang menggunakan jejaring sosial tersebut, tapi hampir seluruh orang di dunia ini mulai keranjingan dengan jejaring sosial ini. Mereka menggunakan Facebook sebagai media untuk memperluas pertemanan yang menembus batas ruang dan waktu.

Namun sekarang media sosial seperti Facebook ini telah berubah fungsi. Tidak hanya untuk memperluas pertemanan, tetapi muncul beberapa fungsi lainnya yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan oleh Mark. Media sosial sekarang ini sudah menjadi salah satu alat untuk melakukan revolusi di suatu negara.

Khaled Said merupakan seorang “Facebooker” yang diibunuh oleh polisi Mesir. Ia sering melihat kejadian dimana kelakuan aparat keamanan Mesir yang melakukan penindasan ataupun pembunuhan, dan ia menceritakan semua yang ia lihat di Facebook. Dampaknya ia dibawa paksa oleh aparat keamanan Mesir saat ia berada di salah satu warnet (warung internet) dan ia pun disiksa sampai akhirnya ia meninggal. Meninggalnya Khaled Said memancing semangat berbagai pihak untuk melakukan revolusi. Sampai muncul salah satu akun Facebook yang dinamai “We Are All Khaled Said”. Akun ini sekaligus dibuat untuk mengenang Khaled Said. Dan Facebook pun melindungi identitas aktivis Mesir yang membuat akun tersebut.

Pada tanggal 25 Januari 2011 awal mula revolusi mesir tersebut, pemrotes di Mesir yang tidak mungkin dapat menghubungi teman-teman mereka di seluruh Mesir untuk mengadakan demonstrasi secara serentak. Melalui Facebook inilah, mereka mengumpulkan teman-teman mereka. Akun Facebook ini juga mendapatkan perlindungan khusus dari pihak Facebook agar tidak mudah diserang pemerintah Mesir atau agar pengelolanya tidak mudah untuk ditangkapi. Dengan memberikan perlindungan istimewa terhadap akun ini, Facebook telah memainkan peran sebagai tempat berkumpul para aktivis pro revolusi Mesir untuk menyatukan kekuatan mereka dan untuk terus berdemo, menggalang kekuatan selagi Hosni Mubarak tidak juga mau turun dari jabatannya. 

Dengan demikian, sengaja atau tidak memang Facebook telah berperan cukup banyak dalam revolusi Mesir yang berhasil menumbangkan rezim Hosni Mubarak tersebut. Setelah berhasilnya revolusi tersebut, peningkatan pengguna Facebook Mesir meningkat secara mengejutkan. Tidak tahu juga apakah keberhasilan revolusi tersebut membuat warga Mesir merasa harus berterimakasih kepada Facebook dengan beramai-ramai menjadi anggotanya.

Hal ini cukup menarik perhatian menurut saya. Sebuah jejaring sosial yang awalnya hanya berfungsi untuk memperluas pertemanan menjadi alat yang merubah kehidupan banyak orang.